Profil Badge
'
11.1.08

Web 2.0 di Indonesia, Berkembangkah?

Habis baca artikel Techcrunch tentang Web 2.0 di Jerman, jadi mikir-mikir di Indonesia gimana ya? Buat saya pribadi sebagai “orang awam”, gaung Web 2.0 di Indonesia jauh sekali dibanding gemerlapnya industri serupa di USA. Di sana, terutama di Silicon Valley, setiap hari bermunculan puluhan startup yang didukung oleh sejumlah venture capitalist dan angel investor. Di sini? Boro-boro. Kayaknya lebih rame ngomongin dana non-budgeter atau antri sembako. Padahal ya, industri yang berkaitan dengan Web 2.0 ini seharusnya bisa menjadi tonggak kebangkitan Teknologi Informasi Indonesia karena developer Indonesia terbukti tidak kalah dengan developer dari negara lain. FUPEI seperti screenshot di bawah adalah contoh situs web 2.0 terawal yang saya tahu di Indonesia.
Gimana pemetaan Web 2.0 di Indonesia saat ini? Tabel berikut yang diadaptasi dari tulisan Gregor Hochmuth berupaya membandingkan secara head-to-head implementasi Web 2.0 di Indonesia. Banyak yang belum saya dapatkan, jadi kalo ada teman2 yang tau padan-situs versi Indonesia-nya bisa di-share


Di USA
Di Indonesia
Web 2.0
Web Dua Nol (?)
YouTube
LayarTancap
MySpace
FUPEI, Temanster
Flickr
Fotoku, Sharingfoto
Yelp
SendokGarpu
Facebook
AkuCintaSekolah
Digg
Kilasan, Blog-M, RepublikBlog, LintasBerita, IndoTag
Blogger, LiveJournal
?
Meebo
?
Etsy
?
Cafepress
?
Slide
?
Flixster
?
Twitter
Moodmill, Kronologger


Dari list di atas, setidaknya belum well-recognized situs Indonesia untuk social bookmarking, seperti Digg atau Del.icio.us. Situs review terpercaya seperti review restoran Yelp dan review film Flixster. Situs jualan untuk barang tertentu, misalnya Etsy yang menjual barang handmade dan CafePress yang menjual kaos. Bagaimana dengan situs image all-in-one seperti Slide? Hmm.. Ada info?
Jadi bagaimana sebaiknya? Supaya berkembang, tentunya harus ada 3 unsur yang tidak dapat dipisahkan. Ketiganya adalah:
1. Developer [pembuat dan pemelihara situs bersangkutan].
2. Investor [penanam modal]
3. Advertiser [pemasang iklan]
Dari tiga unsur di atas, unsur no 1 sudah tidak diragukan lagi. Bagaimana dengan 2 unsur yang lain? Ini yang jadi tanda tanya. Jika Detik dan Kompas yang notabene mirip blog [karena tentu beritanya juga comot sana sini] bisa bertahan dan sukses, kenapa web 2.0 tidak bisa berkembang di Indonesia? Meminjam istilah iklan rokok ternama, “Tanya ken apa…”


Label:

Diposkan oleh Jatmiko Dwi Antoro @ 10.45  
0 Comments:

Posting Komentar

.::Thank's berat atas komentarnya::.

<< Home
 
About Me

Name: Jatmiko Dwi Antoro
Home: Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
About Me: Sang Pemimpi
Lihat Profilku
Previous Post
Archives
Links Teman
Powered by

BLOGGER