Profil Badge
'
Reog Wayang Yang Terancam
28.8.08

Saat malam Kamis jam 19.10 pas lagi makan di angkringan Lek Man saat enak-enak sambil ngobrol-ngobrol sama teman-teman kemudian ada pengamen,tapi kali ini pengamennya beda.Pengamen tersebut tidak menyanyikan lagu seperti pada umumnya sebagai suguhannya…jrang-jreng…jrang-jreng..la..la..la..la…selesai,tetapi mengadakan pertunjukan Reog Wayang tapi bukan reog ponorogo lo,ini Reog Wayang perpaduan antara kesenian reog dan sendartari Ramayana itu lo,tapi dalam waktu relatif singkat sebagai pertunjukannya.Ada 4 orang dari kelompok pengamen Reog Wayang yang menggunakan Reog Wayang tersebut sebagai pertunjukannya,ada satu orang wanita anggotanya,dimana dia memakai kostum genderuwo warna hitam-hitam dan mengenakan topeng genderuwo kerjanya hanya menari,salah satu lagi menabuh gong,dan salah satu lagi dari mereka menabuh alat musik anggota gamelan tapi saya gak tahu namanya,kemudian yang satunya lagi laki-laki menyanyikan lagu jawa untuk mengiringi sang genderuwo menari.Iringan gamelan ditabuh pong..deng..pong..pong..deng..pong,dipakai untuk mengiringi sang genderuwo menari dengan lincahnya,kemudian hanya beberapa menit saja pertunjukan berakhir salah satu dari mereka meminta imbalan dengan menyodorkan kaleng yang isinya uang,kami memberikan sepantasnya mungkin Rp. 1000 cukup karena rata-rata orang yang lagi ngangkring lainnya juga memberikan Rp. 1000.Selama mengamen di tempat angkringan tersebut dari satu lesehan ke lesehan yang lain,banyak orang yang memperhatikan Reog Wayang tersebut,karena yang biasanya Reog Wayang itu dimainkan di suatu tempat saja karena memang kesenian tradisional,tetapi kok malah dipakai buat ngamen,tapi saya mengerti mungkin alasan perut yang membuat mereka menggunakan Reog Wayang untuk mengamen,zaman memang keras sekarang.

Reog Wayang memang sekarang sudah jarang dimainkan,dahulu saat masih kecil saya ingat kalau Reog Wayang rutin diselenggarakan di lapangan voli dekat rumah,pertunjukan tersebut rutin dilaksanakan karena ada kelompok paguyupan Reog Wayang di kota saya.Tetapi sekarang gaungnya tidak terdengar lagi,serta paguyupan tersebut hilang seperti di telan bumi.Tetapi saya masih bisa menjumpai kesenian tradisonal ini di tempat Kakek saya di Bantul.Reog Wayang sering ada,tetapi kalau dulu setiap minggu pasti ada,sekarang Reog Wayang hanya ada saat hari-hari nasional kalau tidak saat hari-hari libur setelah hari raya idul fitri.Terdapat dua paguyupan Reog Wayang di Bantul, yang satu paguyupan yang terdiri dari para orang tua dan yang satunya lagi terdiri dari anak muda.Namanya saya tidak ingat ,mungkin kalau gak salah Paguyupan Reog Wayang Sono Budoyo Mayungan.Saya kagum dengan masyarakatnya yang masih mau untuk melestarikan kesenian tradisional tersebut.Kesenian tradisional ini juga masih sangat disukai,kalau sedang digelar masih ramai pengunjung,ternyata banyak masyarakat yang masih suka menonton kesenian tradisonal ini.Tapi frekuensi pengunjung benar-benar beda,kalau dulu ramenya bisa membuat lapangan terisi penuh,mungkin sekarang hanya seperempatnya.Lama-lama kesenian tradisional seperti Reog Wayang memang terkikis oleh perkembangan zaman,sekarang pertunjukkan ini seperti sudah menjadi langka,serta tidak bisa dipungkiri masyarakat sekarang lebih suka menonton hiburan modern saat ini.Hal tersebut membuat salah satu tontotan kesenian tradisional semakin tenggelam,mungkin sudah banyak kesenian tradisional yang terlupakan.Apakah salah satu kekayaan budaya kita ini akan hilang di masa depan nanti y?

Foto dari : www.pppgkes.com


Label:

Diposkan oleh Jatmiko Dwi Antoro @ 14.48  
6 Comments:

Posting Komentar

.::Thank's berat atas komentarnya::.

<< Home
 
About Me

Name: Jatmiko Dwi Antoro
Home: Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
About Me: Sang Pemimpi
Lihat Profilku
Previous Post
Archives
Links Teman
Powered by

BLOGGER