Novel laskar pelangi karya Andrea Hirata sungguh luar biasa,setelah membaca novel tetralogi pertamanya,novel tersebut memberikan inspirasi-inspirasi yang mengena.Bagaimana tidak di sebuah Pulau Belitong,pulau yang kaya dengan uang karena terdapat sumber timah yang melimpah ruah ternyata masih terdapat orang yang tidak beruntung,terutama dalam hal kesejahteraan,serta pendidikan.Pendidikan merupakan hal yang penting,siapa yang bilang tidak penting,setiap orang tentu ingin dirinya dapat pintar dengan sekolah,tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak beruntung,mungkin kita beruntung dapat menikmati fasilitas pendidikan yang baik.Tetapi dalam laskar pelangi,mereka sudah sangat bersyukur dapat bersekolah.Di mulai dari suatu hari pertama di SD PN Muhammadiyah,di SD tersebut diharuskan ada sepuluh orang murid yang harus hadir pada hari pertama sekolah,untuk memenuhi kuota dari Depdiknas.Jika tidak memenuhi SD tersebut harus segera ditutup,apakah begitu kejamnya Badan milik Pemerintah.Apakah mereka tidak senang jika melihat anak bangsa mereka menjadi pintar dan cerdas.Semua anak yang akan menjadi anggota laskar pelangi ini cemas karena masih kurangnya kuota,sampai akhirnya muncul seorang anak yang datang untuk menggenapkan kuota tersebut.Ternyata di tengah segala hal yang terbatas terhadap sarana pendidikan di salah satu sekolah tertua di Belitong tesebut masih ada sebuah mutiara emas yaitu seorang anak bernama Lintang,saat membaca novel laskar pelangi tokoh ini membuat saya kagum.Saat masih SD saja dia sudah dengan hebat bisa mengerjakan soal-soal SMP yang bukan bagian Lintang,jika menjawab soal matematika,dia hanya memejamkan mata beberapa detik,untuk kemudian menjawabnya dengan tepat,dia merupakan anak jenius yang lahir dari suatu keterbatasan.Tetapi kemudian tokoh ini juga dapat membuat haru biru,dimana saat kelas enam Lintang harus berhenti sekolah karena salah satu penopang ekonomi utama keluarnya,yaitu Ayahnya tercinta meninggal dunia.Kasihan sekali Lintang karena dia harus putus sekolah karena Lintang harus berganti menjadi penopang utama kehidupan keluarganya,dia anak pertama dari keluarganya jadi harus berhenti untuk kemudian mencari nafkah,mimpi-mimpinya harus sirna di tengah jalan. Mungkin begitulah gambaran saat ini pendidikan di Indonesia,banyak anak yang putus sekolah hanya karena tidak ada biaya.Dalam tetralogi pertama novel ini juga menceritakan tentang beberapa anggota laskar pelangi seperti Mahar,A Kiong,Trapani,Sahara,serta anggota lainnya.Dalam novel ini juga tersirat tentang guru dan kepala sekolah,guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa.Bagaimana tidak Bu Muslimah yang merupakan guru PN Muhammadiyah yang rela dirinya tidak digaji,dirinya dengan sukarela mau mengajar di SD tersebut,kemudian kepala sekolah yang bernama Pak Harfan,beliau merupakan kepala sekolah yang gigih mempertahankan kelangsungan hidup sekolah tua di Belitong tersebut.Novel ini memberikan nasihat agar kita selalu mengingat jasa guru-guru kita yang telah mendidik kita dengan susah payah,tanpa mereka kita tidak dapat membaca,menulis,kemudian tahu segala hal,terima kasih guruku.Kembali kita menyaksikan layar kaca nasib Pendidikan di Negeri ini,bagaimana seorang guru yang merupakan pahlawan tanpa tanda jasa,serta kepala sekolah dalam novel ini,perjuangan mereka,kegigihan mereka.Sedikit mungkin yang dapat saya kutip dari novel inspiratif ini.Novel ini memberikan gambaran bahwa suatu keterbatasan dalam suatu hal bukan merupakan penghalang.
gambar dari : siniLabel: unek-unek |
loha.. nice review